KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur atas kehadirat
Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-lah
sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
baik. Tak lupa pula salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang
penuh berkah.
Adapun judul penelitian
yang akan dibahas adalah “KIPRAH PMI BANDA ACEH DALAM MENJALANKAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL”, dan kami sangat berharap semoga dengan adanya
penelitian dapat memberikan sedikit informasi dan memperluas wawasan
ilmu.
Kami sangat menyadari bahwa
dalam penyusunan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca yang budiman untuk kesempurnaan penelitian ini.
Hanya kepada Allah kita berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca semuanya.
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar
Isi......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi Palang Merah
Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial
kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan kesehatan lainnya
yang berpegang pada prinsip-prinsip palang merah dan bulan sabit internasional
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Pembentukan organsasi
Palang Merah tidak terlepas dari kondisi peperangan. Sejarah kehidupan manusia
telah mencatat, bahwa sejak terjadinya peperangan di solferino pada tahun 1859
yang menimbulkan korban puluhan ribu prajurit gugur dan terluka telah menarik
perhatian sosiawan Swiss yang bernama jean Henry Dunant untuk memberikan
pertolongan bersama-sama dengan pernduduk di sekitar medan pertempuran
tersebut. Peristiwa yang menyedihkan itu mendorong Henry Dunant menuliskannya
kedalam buku sederhana yan berjudul ”un souvenier De solferino”, buku karangan
inilah yang menjadi titik tolak pengembangan ide terbentuknya perhimpunan
Palang Merah.
Indonesia sendiri baru
tahun 1945 Palang Merah Indonesia (PMI) terbentuk tepatnya tanggal 17 september
1945 sebulan setelah kemerdekaan bangsa indonesia. Sejak saat itu organisasi
palang Merah makin dirasakan kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Sudah
banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang dipetik PMI dalam penanggungan korban
baik kecelakaan, bencana alam maupun dalam suasana konflik bersenjata.
PMI pada saat ini berada
dalam gerak pembangunan nasional, oleh karena itu PMI harus dapat menentukan
ciri khas peranan sosialnya secara tepat, tidak terlepas dari tugas-tugas konkrit
yang telah ditentukan seperti penyelenggaraan transfusi darah, pendidikan dan
pelatihan, pembinaan terhadap generasi muda Palang Merah Remaja (PMR) serta
relawan yang perduli terhadap kemanusiaan, peningkatan kemampuan kesiapsiagaaan
dalam menghadapi bencana alam dan lain sebagainya.
Seperti kita ketahui
bersama saat ini bangsa Indonesia banyak dilanda bencana alam baik itu banjir,
tanah longsor, aktivitas gunung api, dan termasuk lumpur lapindo yang hangat di
bicarakan beberapa tahun terakhir ini, gempa bumibahkan Tsunami yang melanda
aceh – nias bulan desember 2004 yang lalu. Dengan kondisi yang terjadi di atas tersebut
semua elemen – elemen yang terkait yang berperan dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana alam saling bekerja sama untuk menangani hal tersebut.
Tidak luput juga peran Palang Merah Indonesia sebagai salah satu organisasi
sosial kemanusiaan.
Apabila dikhususkan untuk
daerah Banda Aceh, saat ini juga sering dilanda bencana seperti banjir yang
melanda beberapa wilayah di Banda Aceh maunpun Aceh dan sekitarnya, dan
beberapa tahun lalu mungkin kita masih ingat akan bencana tsunami yang
mengambil banyak korban jiwa dan harta. Dalam hal ini PMI daerah Banda Aceh
bekerja sama dengan PMI provinsi Aceh mengirimkan karyawan/relawannya untuk
membantu dalam penanganan awal penanggulangan bencana seperti pertolongan
pertama, evakuasi korban dan pemberian bantuan terhadap korban bencana alam
bahkan program pendampingan terhadap pengungsi/korban bencana alam itu.
Untuk dapat melaksanakan
tugas-tugas tersebut dengan hasil yang lebih baik diperlukan pembenahan
organisasi dalam segala aspek salah satunya pengembangan tanggung jawab yang
harus dilaksanakan dengan baik. Peningkatan tanggung jawab terhadap
karyawan/relawan, masyakata, linkungan, maupun komunitas. Agar mereka paham
terhadap perbaikan kapasitas karyawan/relawan, mengurangi kesalahan dalam
pemberian bantuan, mengikuti prosedur yang sesuai prinsip-prinsip
kepalangmerahan dan kemanusiaan, masyarakat tidak lagi merasa panik, canggung
ketika dihadapkan dengan situasi bencana ataupun konflik sebab mereka telah
memiliki modal dan pengetahuan menyangkut apa yang harus dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kami
tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul “KIPRAH PMI BANDA ACEH DALAM MENJALANKAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL”.
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai faktor geografis, geologis, dan
demografis sangat mempengaruhi kondisi wilayah Indonesia sehingga frekuensi
bencana alam sangat tinggi. Sesuai dengan tugas dan
fungsi organisasi, Palang Merah Indonesia berkewajiban memberikan pertolongan
dan bantuan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara profesional
berdasarkan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional.
Kegiatan respon bencana yang diutamakan PMI meliputi evaluasi penyelamatan
korban dan pertolongan pertama. Penanganan bencana akan dilakukan beberapa
unit, seperti: unit Assessment; unit medis (medical action team); unit
ambulans; unit dapur umum lapangan; dunit distribusi bantuan bencana; unit penampungan
darurat (shellter); unit pemulihan hubungan keluarga; serta unit
fungsional pendukung operasional, yang terdiri atas administrasi, keuangan,
humas, logistik, dan teknologi informasi.
VISI dan MISI Palang Merah
Indonesia
VISI
PMI Menjadi Organisasi
Kemanusian yang Profesional Tanggap dan Dicintai Masyarakat.
MISI
1. Menguatkan
dan mengembangkan oraganisasi.
2. Meningkatkan
dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia.
3. Meningkatkan
kualitas kepalangmerahan.
4. Mengembangkan
kegiatan kepalangmerahan yang berbasis masyarakat.
5. Meningkatkan
dan mengembangkan jejaring masyarakat.
6. Menyebarluaskan,
mengadvokasi dan melaksanakan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional serta HPI.
7. Mengembangkan
komunikasi, informasi dan edukasi kepalangmerahan.
Tugas Pokok PMI
Dalam melaksanakan tugasnya
PMI mengacu pada pada tujuh prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Prinsip itu adalah Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan,
Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
Tugas pokok PMI antara lain:
· Kesiapsiagaan
bantuan dan penanggulangan bencana
· Pelatihan
pertolongan pertama untuk sukarelawan
· Pelayanan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
· Pelayanan
transfusi darah. Biasa kita kenal dengan istilah, donor darah.
Faktor-Faktor Jalannya Operasional:
· Sumber
Daya
1. Mobil
Ambulans : 5 Unit
· 2
unit untuk jenazah
· 3
unit untuk operasional
2. Tandu : 8
Unit
3. Oksingen :
8 Unit
4. Obat
obatan
5. Kurrsi
Roda : 5 Unit
6. Tongkat :
3 Unit, dll.
· Sumber
dana
1. APBA
2. Proposal
3. Sumbangan
Masyarakat
Tanggung Jawab Kesehatan di lingkungan PMI
- Memberikan Layanan Kesehatan saat
bencana.
- Memberdayakan/memobilisasi
masyarakat untuk bersama-sama membantu mengatasi penyakit berpotensi
wabah, dengan mengutamakan upaya preventif dan promotif
- Membantu meningkatkan status
kesehatan masyarakat melalui pendekatan Kesehatan dan Pertolongan Pertama
Berbasis Masyarakat (KPPBM)
- Memberikan pelayanan sosial bagi
kelompok rentan
Tanggung Jawab Kesehatan saat Bencana
- Penyediaan layanan untuk
Penyelamatan Hidup berupa memberikan Pertolongan Pertama,
Evakuasi, dan Layanan Ambulans dan Air Ambulance.
- Pelayanan pengobatan massal bagi
masyarakat berupa mobile clinic, klinik/RS lapangan, disertai
upaya pencegahan terjadinya wabah pada saat dan pasca bencana,
termasuk kesehatan reproduksi darurat dan nutrisi.
- Penyediaan Air Bersih berupa
penyediaan air siap minum, pengadaan air utk mendukung operasional RS
Lapangan, air utk kebutuhan MCK, diikuti penyediaan sanitasi darurat serta
promosi kesehatan (untuk meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan).
- Penyediaan Dukungan Psikososial
kepada korban bencana, juga bagi para Relawan yang bertugas di lapangan.
- Menyiapkan
masyarakat korban bencana , supaya lebih mandiri pasca bencana.
PMI juga melakukan hal-hal lain. Kegiatan
tersebut adalah:
1. Pengajaran
dan penyadaran mengenai perubahan iklim. PMI juga membantu
masyarakat dalam menangani bencana banjir.
2. PMI
membantu masyarakat untuk bisa mengurangi resiko bencana, siap menghadapi
bencana, beserta dampaknya.
3. PMI
melayani pencarian orang hilang akibat bencana atau konflik.
4. Kampanya
pencegahan penyakit.
5. Membantu
masyarakat yang membutuhkan bantuan air dan sanitasi.
6. PMI
dan program 3 pilar di bidang HIV & AIDS.
Social Mobilization
Mobilisasi Sosial berupa
Mobilisasi Relawan terlatih dan mobilisasi masyarakat untuk melaksanakan tugas
yang menjadi ruang lingkup tugas PMI.
· Relawan
terlatih yang mayoritas adalah Mahasiswa, yang bergabung dalam KSR ( Korps
Sukarela) PMI unit Perguruan Tinggi. Relawan PMI yang tergabung dalam KSR PMI
setelah mengikuti Pelatihan Dasar KSR, dapat mengikuti pelatihan spesialisasi
berupa
v Pelatihan
Pertolongan Pertama (First Aid) dan Evakuasi Penderita
v Pelatihan
Perawatan Kedaruratan dirumah ( PK)
v Pelatihan Watsan
( water & sanitation) Darurat
v Pelatihan PSP
in Emergency
v Pelatihan
sebagai Kru Ambulans
· Di
samping KSR PMI Kab./Kota dan tenaga Medis/Paramedis yang tergabung dalam TSR
(Tenaga SukaRela) PMI. Relawan PMI yang tergabung dalam TSR PMI (Tenaga
SukaRela) adalah mereka yang dengan profesionalismenya masing2 bergabung
menjadi Relawan PMI sesuai dengan Kota/Kab. domisili masing-masing. Untuk
tenaga medis dan paramedis dapat dilatih sebagai Medical Action Team (MAT),
sebagai Medical Action Team, dilatih mulai dari ketrampilan melakukan Rapid
Health Assessment, utk menilai kebutuhan masyarakat korban bencana di bidang
kesehatan, pencegahan penyakit yang mungkin mewabah saat bencana/paska bencana,
Kesehatan Reproduksi Darurat sampai kepada mengset-up & mengoperasionalkan
RS Lapangan.
· Pelatihan
untuk Masyarakat. Dengan pendekatan KPPBM (Kesehatan & Pertolongan
Pertama Berbasis Masyarakat), anggota masyarakat yg telah terpilih sebagai
Relawan Desa oleh masyarakatnya sendiri dengan ratio 1 org Relawan utk melayani
10 – 15 KK, dilatih oleh PMI setempat.
· Selain
dilatih untuk dapat melakukan upaya promotif dan preventif agar status
kesehatannya meningkat, juga dapat melakukan pertolongan pertama saat
kedaruratan, sebelum tenaga profesional tiba. PMI juga melatih masyarakat
sebagai Tim SIBAT ( Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat).
· PMI
juga membentuk PMR di sekolah sekolah. Dan PMI telah menyambung tangan dengan
23 PMR di Banda Aceh.
· PMI
Banda Aceh telah bekerjasama dengan Indomart untuk melaksanakan kegiatan
kegiatan kemanusian.
· PMI
Banda Aceh juga telah bekerjasama dengan berbagai komunitas. Sebagai contoh
dengan Play plus dan Aceh Global.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanggung awab PMI terhadap Masyarakat
- Memberikan Layanan Kesehatan saat
bencana.
- Memberdayakan/memobilisasi
masyarakat untuk bersama-sama membantu mengatasi penyakit berpotensi
wabah, dengan mengutamakan upaya preventif dan promotif
- Membantu meningkatkan status
kesehatan masyarakat melalui pendekatan Kesehatan dan Pertolongan Pertama
Berbasis Masyarakat (KPPBM)
- Memberikan pelayanan sosial bagi
kelompok rentan
- Penyediaan layanan untuk
Penyelamatan Hidup berupa memberikan Pertolongan Pertama,
Evakuasi, dan Layanan Ambulans dan Air Ambulance.
- Pelayanan pengobatan massal bagi
masyarakat berupa mobile clinic, klinik/RS lapangan, disertai
upaya pencegahan terjadinya wabah pada saat dan pasca bencana,
termasuk kesehatan reproduksi darurat dan nutrisi.
- Penyediaan Air Bersih berupa
penyediaan air siap minum, pengadaan air utk mendukung operasional RS
Lapangan, air utk kebutuhan MCK, diikuti penyediaan sanitasi darurat serta
promosi kesehatan (untuk meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan).
- Penyediaan Dukungan Psikososial
kepada korban bencana, juga bagi para Relawan yang bertugas di lapangan.
- Menyiapkan
masyarakat korban bencana , supaya lebih mandiri pasca bencana
Saat ini, PMI sebagai
sebuah perhimpunan nasional, tugas-tugas pokoknya telah begitu luas, tidak
hanya masalah memberikan bantuan korban konflik atau bencana seperti yang
tercantum dalam Keppres RIS No. 25 tahun 1950. Donor darah juga menjadi salah
satu mandat PMI bersama pemerintah yang tertuang dalam PP No. 7 tahun 2011, PMI
setelah 68 tahun belum juga memiliki Undang- Undang.
Maka dari itu diperlukan
sebuah Undang-Undang atau legalitas yang dapat mengatur sebuah perhimpunan
nasional atau organisasi palang merah di Indonesia yang dapat melindungi
pekerja kemanusiaan di situasi konflik atau bencana. Jadi, sudah sepatutnya UU
Kepalangmerahan ini dapat segera disahkan. Rancangan undang-undang PMI
atau RUU Lambang Palang Merah, masih belum bisa menjadi undang-undang, karena
perbedaan pendapat di tingkat DPR. Dasar hukum yang selama ini digunakan adalah
Konvensi Jenewa 1949, tentang Palang Merah yang diratifikasi Pemerintah
Indonesia pada tahun 1958
Comments
Post a Comment