Skip to main content

Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam, baik tumbuhan maupun hewan. Hal ini mendorong para ahli untuk mempelajarinya lebih lanjut, dengan suatu sistem yang disebut keanekaragaman. Dasar keanekaragaman makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.
Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis dan speciesnya. Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya. Untuk mempelajari lebih lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh hewan dan tumbuhan. Berdasar kesamaan ciri, kita dapat mengklompokan atau mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasikan makhluk hidup bertujuan untuk mempertmudah mengenal objek yang beraneka ragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi juga mempermudah dalam pemberian nama ilmiah terhadap suatu individu.      
B.  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas sedikit banyaknya tentang keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya dalam dunia ini dan makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah.


BAB II
PEMBAHASAN 

A.    Biosfer Dan Makhluk Hidup
Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km. Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya. Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup (abiotik) dan lingkungan hidup (biotik).
Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu:
1.    Litosfer merupakan lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Lithosphere adalah akumulasi masa dari batuan-batuan padat yang membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma).
Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti: 1. Mineral 2. Batuan  3. Fluida.
2.    Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan. Hidrosfer meliputi 71%  dari permukaan Bumi yg merupakan air. Yang paling besar ini adalah samudra-samudra, yang berisi di atas 97 % dari semua air di atas Bumi.  Gletser-gletser dan selubung es yang kutub berisi lebih sedikit 2% dari air Bumi dalam wujud es yang padat. Hanya sekitar 6 % adalah sebenarnya sebagai groundwater.
    3.    Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis diperoleh. Bahkan unsur hara dalam bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga diperoleh dari atmosfer.
Atmosphere adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi dengan ketebalan kurang lebih 1.000 km dari permukaan bumi. Atmosphere terdiri dari:
·         Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Sampai saat ini, baru diketahui hanya di lapisan troposfer makhluk hidup bisa beraktivitas. Troposfer adalah lapisan dinamis yang terdapat uap air yang dapat membentuk awan dan hujan secara periodik.
·         Stratosfer adalah lapisan kedua dari atmosfer  bumi, terletak  diatas troposfer dan dibawah mesosfer
·         Mesosfer . Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya.
·         Termosfer (ionosfer). Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan  ionosfer. Karena lapisan ini merupakan tempat terjadinya  ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek
·         Eksosfer atau Desifasister Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan
B.     Asal Mula Kehidupan Di Bumi
1.    Sel Sebagai Unit Kehidupan
Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi, hereditas dan fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan terkecil penyusun tubuh organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang diperoleh dari pembelahan mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal (monoseluler) yang disebut zigot. Akibatnya organisme mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu dikatakan sel sebagai unit pertumbuhan. Zigot dihasilkan dari peleburan sel kelamin (sel benih) jantan dan betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu baru, sel dikatakan juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin (sel kelamin jantan dan sel kelamin betina) membawa materi genetik (genom) sebagai penentu sifat (karakter) yang akan diwariskan kepada turunannya (individu baru). Sifat oleh karena itu sel dikatakan juga sebagai unit hereditas.
Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua aktivitas kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya bergabung membentuk koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum tampak diferensiasi fungsi yang jelas dari masing-masing sel penyusun koloninya. Sedangkan organisme multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan.
Komposisi kimiawi sel yang spesifik, kemampuan melaksanakan metabolisme, reproduksi, tumbuh menjadi besar, tanggap terhadap rangsang dan berdaur hidup adalah hal-hal yang membedakan organisme dengan benda mati. Agar dapat melaksanakan seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu membran plasma, protoplasma (cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel sel yang terdapat di dalamnya), dan nukleus yang mengandung materi genetik (genom).
2.    Pembelahan sel
Mitosis: pembelahan pada sel somatik yang menghasilkan sel anakan yang sama dengan sel induk.
Meiosis: pembelahan reduksi yang memisahkan kromosom-kromosom yang homolog. Terjadi pada proses gametogenesis.
3.    Teori asal usul terjadinya makhluk hidup
·         Teori Generatio spontanea/ Abiogenesis, teori ini dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan percobaannya sebagai berikut: tabung reaksi diisi dengan air yang terdapat potongan jerami, setelah sekitar 2 minggu, ternyata dalam tabung tersebut terdapat makhluk kecil, dari percobaan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati secara spontan. Teori ini didukung oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-1723M) dengan temuan mikroskopnya, ia dapat melihat adanya makhluk yang sangat kecil ukurannya yang diamil dari air hujan dan air rendaman jerami. Berdasarkan penelitiannya tersebut, Leuwenhoek berpendapat  bahwa makhluk yang sangat kecil itu berasal dari air.
·         Teori Biogenesis, teori ini muncul untuk menyanggah teori diatas, yang dibuktikan secara terpisah oleh Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan di dalam stoples (tabung kaca) dan Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang dimasukkan dalam botol atau tabung reaksi.  Percobaan dari Spallanzani adalah sebagai berikut: 3 model, yang tabung I tertutup rapat, II tertutup tapi tidak terlalu rapat, dan III terbuka. Hasilnya ternyata tabung I tidak terdapat makhluk kecil, II ada tetapi sedikit, III banyak makhluk kecil, dari percobaan tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda mati, tetapi   berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya. Tetapi karena hasil percobaan itu dianggap tidak memungkinkan adanya gaya hidup, maka kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur, dengan memakai air kaldu yang dimasukkan kedalam bejana berbentuk labu yang ditutup dengan diberi pipa berbentuk seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak terdapat makhluk kecil. Sehingga disimpulkan makhluk hidup  berasal dari makhluk hidup  yang sebelumnya, atau omne vivum ex ovo, omne ex vivo.
·         Harold ureyTeori ini mengatakan bahwa sebelum ada kehidupan di bumi, penuh dengan senyawa-senyawa kimia diantaranya adalah metana (CH4­), amonia NH3, gas hidrogen H2 danuap air (H2O­), keempat senyawa kimia setelah terkena aliran listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar kosmis akan terjadi reaksi-reaksi kimia membentuk zat hidup yang memungkinkan terjadinya makhluk hidup yang mula-mula. Teori ini diuji coba di laboratorium oleh mahasiswa Urey yang bernama Stanley miller, dalam percobaannya Miller berhasil membuktikan bahwa apabila bunga api listrik yang berasal dari sumber listrik bertegangan tinggi diberikan ke dalam saluran yang di dalamnya mengalir campuran metana (CH4­), amonia (NH3), gas hidrogen (H2) dan uap air (H2O­) hasilnya adalah sejenis asam amino. Asam amino itu sendiri adalah komponen dasar protein yang merupakan zat penting untuk membentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar kehidupan.
·         Teori CosmozoaTeori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke bumi.
·         Teori AllenMengatakan bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
C.    Reproduksi Atau Perkembangbiakan Variabilitas Makhluk Hidup
1.    Reproduksi sel
Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organisme bersel satu (uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Protozoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin.
Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium. Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis).
a.    Pembelahan sel secara langsung (amitosis)
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterus-nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada organisme prokariotik atau eukariotik tertentu.
Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah yang disebut nukleoid.
DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. DNA pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
b.    Pembelahan sel secara tidak langsung (Mitosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda.
Pada manusia, sperma yang haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur yang juga haploid dihasilkan di dalam ovarium.
Secara mitosis terdiri dari :
·         Interfase
·         Profase
·         Metafase
·         Telofase
2.    Reproduksi tumbuhan
Sebelum menjadi individu baru, pada tumbuhan tentunya diperlukan bahan baku atau cikal bakal pembentuk individu baru tersebut. Pada proses perkembangbiakan generatif (seksual) tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang disebut gamet. Gamet jantan dan betina diperlukan untuk membentuk zigot, embrio, kemudian individu baru. Proses pembentukan gamet, baik jantan maupun betina yang disebut gametogenesis (genesis=pembentukan). Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada organ reproduktif. Pada tumbuhan terjadi pada putik dan benang sari. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur).
3.    Gametogenesis pada tumbuhan
Sebelum menjadi gamet, hasil akhir meiosis pada gametogenesis mengalami perkembangan terlebih dahulu melalui proses yang dise-but maturasi. Proses gametogenesis pada tumbuhan berbunga (Angiospermae) saja. Pada tumbuhan berbunga, gametogenesis diperlukan dalam pem-bentukan gamet jantan dan pembentukan gamet betina. Pembentukan gamet jantan disebut mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan gamet betina disebut megasporogenesis.
4.    Resproduksi hewan
Gametogenesis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangbiakan hewan. Gametogenesis pada hewan dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan (sperma).Sementara oogenesis adalah proses pembentuk an gamet betina (ovum atau sel telur).
5.    Spermatogenesis
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berfl agela, dan secara keselu-ruhan bentuknya menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair. Sperma dihasilkan pada testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus . Pada dinding sebelah dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut spermatogonium. Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium mengalami pembelahan mitosis menjadi spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan bersifat haploid. Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya se-makin banyak berkurang dan tumbuh menjadi sel spermatozoa yang berfl agela dan dapat bergerak aktif. Berarti, satu spermatosit primer menghasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak = spermatozoon ) yang masing-masing bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
6.    Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina yang disebut sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel induk telur yang disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum membelah secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang sama besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder , sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub primer ( polar body ).
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder menghasilkan dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub.Sementara itu, badan kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga badan kutub yang me ngalami degenerasi (mati).
D.    Teori Evolusi (Darwin)
      Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik (mutasi). Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan  akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural selection).
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut: 
1.    Australophithecines
2.    Homo habilis
3.    Homo erectus
4.    Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah.  Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
E.     Sejarah Kehidupan Manusia Atau Persebaran
Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul yang ada.
Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu  tersebut menjadi makhluk hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu dunia kehidupan di Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I:
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Contohnya: Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah   menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II:
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur.
Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cendrung kea rah kerusakan yang paling parah. Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.
Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan membentuk kalori. Dengan alas an yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya.
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Ciri-ciri manusia yang mirip dengan mammalia adalah:
·         Mempunyai rambut
·         Mempunyai kelenjar keringat
·         Menyusui anaknya          
Manusia termasuk pada ordo primata dapat kita pelajari hubungan kekerabatannya dengan mengadakan perbandingan antara manusia dengan primata (kera).
Persamaan manusia dengan kera:
·         Mata menghadap ke depan
·         Ibujari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah
·         Letak kelenjar mammae di dada
·         Bentuk rahim bertipe simpleks (satu ruangan)
Perbedaan antara manusia dan kera:
·         Kera termasuk familia Pongidae, sedangkan manusia termasuk familia Hominidae
·         Volume otak manusia (1450 cm3) lebih besar dari otak kera ( shimpanse yang paling cerdas vol. Otaknya 550 cm3) dan masih memungkinkan untuk berkembang
·         Anggota tubuh belakang pada manusia untuk berjalan, sedenga pada kera untuk memegang.
·         Tungkai belakang manusia lebih panjang dari tungkai depan, sedang pada kera tungkai depan lebih panjang atau sama dengan tungkai belakang
·         Susunan haemoglobin berbeda
Sejarah penemuan fosil manusia:
Manusia kera dari Afrika selatan, fosil yg ditemukan:
·         Australopithecus africanus. Ditemukan oleh Raymond Dart (1924) di desa Taung, Bachunaland. Bagian tubuh yang ditemukan adalah tengkorak
·         Paranthopus robustus
·         Paranthropus tranvaalensis
Keduanya merupakan varian dari Australopithecus africanus sehingga biasanya disebut dengan Australopithecines.  Fosil ini ditemukan di Amerika Selatan , disebut juga manusia kera. Diduga tingginya sekitar 1,50 m, dengan volume otak kira-kira 600mm3, dan hidup di daerah terbuka.
Manusia Purba, fosil yg ditemukan:
·         Meganthropus paleojavanicus, disebut manusia raksasa jawa yang ditemukan oleh Von Koeningswald (1939-1941) di Sangiran.
·         Pithecanthropus erectus, di temukan oleh Eugene dubois(1891) di daerah trinil, jawa tengah. Diduga hidupa 500.000-300.000 tahun yang lalu, yaitu pada jaman Pleistosin , bagian yang diketemukan antaralain rahang, beberapa gigi, dan sebagian tulang tengkorak, sehingga diduga volume otaknya 770-1000cm3
·         Sinanthropus pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich di gua naga dekat Peking, China.Volume otaknya sekitar 900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur tubuh yang sama dan hidup pada jaman yang sama, makaSinanthropus pekinensis dianggap varian dari Pithecanthropus erectus.  Selain itu Sinanthropus pekinensis  diduga sudah dapat menggunakan api. Dari penemuan tengkoraknya kebanyakan terbelah dari bawah sehingga diduga kanibal.
·         Manusia Heidelberg, ditemukan di Jeman
·         Manusia kera dan manusia purba dimasukkan dalam satu spesies yaitu Homo erectus.
Manusia Modern, adalah manusia yang hampir menyerupai manusia sekarang, hidup antara 150.000-15.000 tahun yang lalu.Volume otaknya kira-kira 1450 cm3 sama dengan manusia sekarang dan merupakan satu spesies dengan manusia sekarang yaitu Homo sapiens. Fosil yang di temukan al:
·         Manusia Neandertal, ditemukan di lembah Neander
·         Manusia Cro-Magnon, ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne, Lascaux, Perancis.
·         Manusia Swanscombe, ditemukan di Inggris
·         Manusia Steinheim , ditemukan di Jerman
·         Manusia Gunung Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di Palestina
·         Manusia Shanidar, ditemukandi Irak
F.     Keanekaragaman Makhluk Hidup
1.      Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup
Menurut ahli, keanekaragaman makhluk hidup terbentuk dari proses evolusi. Saat Bumi terbentuk terjadi proses evolusi kimiawi. Proses kimiawi mengubah molekul-molekul organik yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama. Setelah waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi ini terus berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beraneka ragam makhluk hidup.
2.      Klasifikasi Makhluk Hidup
Langkah pertama yang dilakukan untuk menngetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lain dari makhluk hidup adalah identifikasi. Identifikasi yaitu menentukan nama ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tatanama Internasional. Identifikasi merupakan langkah utama klasifikasi. Dengan klasifikasi keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih mudah atau utuh.
Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system buatan (artifisial), sistem alamiah, dan sistem filogenetik. Sistem buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang lebih banyak didasarkan pada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas, sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas.
G.    Geografi
a.       Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
·         Iklim
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
·         Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
·         Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.
·         Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.
·         Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan.

b.      Faktor Sejarah Geologi
Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies.
c.        Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
d.       Persebaran Tumbuhan dan Hewan
Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu: 1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara, 3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan 6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.


Comments