BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangat
beragam, baik tumbuhan maupun hewan. Hal ini mendorong para ahli untuk
mempelajarinya lebih lanjut, dengan suatu sistem yang disebut keanekaragaman.
Dasar keanekaragaman makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan
ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.
Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis dan speciesnya. Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya. Untuk mempelajari lebih lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh hewan dan tumbuhan. Berdasar kesamaan ciri, kita dapat mengklompokan atau mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasikan makhluk hidup bertujuan untuk mempertmudah mengenal objek yang beraneka ragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi juga mempermudah dalam pemberian nama ilmiah terhadap suatu individu.
Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis dan speciesnya. Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya. Untuk mempelajari lebih lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh hewan dan tumbuhan. Berdasar kesamaan ciri, kita dapat mengklompokan atau mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasikan makhluk hidup bertujuan untuk mempertmudah mengenal objek yang beraneka ragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi juga mempermudah dalam pemberian nama ilmiah terhadap suatu individu.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk membahas sedikit banyaknya tentang keanekaragaman makhluk hidup dan
persebarannya dalam dunia ini dan makhluk
hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu
kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat
keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat
kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah.
BAB
II
PEMBAHASAN
Biosfer adalah zona tipis di Bumi
dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km. Biosfer disebut sebagai
lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk hidup tinggal dan
melangsungkan kegiatan hidupnya. Makhluk
hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan
tak hidup (abiotik) dan lingkungan hidup (biotik).
Lapisan ini terbagi 3 lapisan
yaitu:
1. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup
darat tinggal dan melangsungkan kehidupannya.
Lithosphere adalah akumulasi masa dari batuan-batuan padat yang membentuk
selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma).
Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti: 1.
Mineral 2. Batuan 3. Fluida.
2. Hidrosfer adalah lapisan air,
merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan merupakan sumber dari
air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan. Hidrosfer meliputi 71% dari permukaan Bumi yg merupakan
air. Yang paling besar ini adalah samudra-samudra, yang berisi di atas 97 %
dari semua air di atas Bumi. Gletser-gletser dan selubung es yang
kutub berisi lebih sedikit 2% dari air Bumi dalam wujud es yang padat. Hanya
sekitar 6 % adalah sebenarnya sebagai groundwater.
3. Atmosfer adalah lapisan udara,
merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, karena dari sanalah gas-gas yang
diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis diperoleh. Bahkan unsur hara
dalam bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga diperoleh dari
atmosfer.
Atmosphere adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi
dengan ketebalan kurang lebih 1.000 km dari permukaan bumi. Atmosphere terdiri
dari:
· Troposfer
merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di
atas permukaan bumi. Sampai saat ini, baru diketahui hanya di lapisan
troposfer makhluk hidup bisa beraktivitas. Troposfer adalah lapisan dinamis
yang terdapat uap air yang dapat membentuk awan dan hujan secara periodik.
· Stratosfer
adalah lapisan kedua dari atmosfer bumi, terletak diatas
troposfer dan dibawah mesosfer
· Mesosfer
. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda
angkasa luar lainnya.
· Termosfer
(ionosfer). Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer.
Karena lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi
partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang
radio, baik gelombang panjang maupun pendek
· Eksosfer
atau Desifasister Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan
atom-atom secara tidak beraturan
1. Sel Sebagai Unit Kehidupan
Sel
merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi,
hereditas dan fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel
merupakan satuan terkecil penyusun tubuh organisme. Organisme multiseluler,
tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang diperoleh dari pembelahan mitosis
berulang-ulang sebuah sel tunggal (monoseluler) yang disebut zigot. Akibatnya
organisme mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu dikatakan sel sebagai unit
pertumbuhan. Zigot dihasilkan dari peleburan sel kelamin (sel benih) jantan dan
betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu baru, sel dikatakan
juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin (sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina) membawa materi genetik (genom) sebagai penentu sifat
(karakter) yang akan diwariskan kepada turunannya (individu baru). Sifat oleh
karena itu sel dikatakan juga sebagai unit hereditas.
Di
dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua
aktivitas kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya
bergabung membentuk koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme
uniseluler, seluruh aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada
organisme yang berbentuk koloni belum tampak diferensiasi fungsi yang jelas
dari masing-masing sel penyusun koloninya. Sedangkan organisme multiseluler
terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan.
Komposisi
kimiawi sel yang spesifik, kemampuan melaksanakan metabolisme, reproduksi,
tumbuh menjadi besar, tanggap terhadap rangsang dan berdaur hidup adalah
hal-hal yang membedakan organisme dengan benda mati. Agar dapat melaksanakan
seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu membran
plasma, protoplasma (cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel
sel yang terdapat di dalamnya), dan nukleus yang mengandung materi genetik
(genom).
2. Pembelahan sel
Mitosis: pembelahan pada sel somatik yang menghasilkan
sel anakan yang sama dengan sel induk.
Meiosis: pembelahan reduksi yang memisahkan
kromosom-kromosom yang homolog. Terjadi pada proses gametogenesis.
3. Teori asal usul terjadinya
makhluk hidup
· Teori Generatio spontanea/
Abiogenesis, teori ini dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan
percobaannya sebagai berikut: tabung reaksi diisi dengan air yang terdapat
potongan jerami, setelah sekitar 2 minggu, ternyata dalam tabung tersebut
terdapat makhluk kecil, dari percobaan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati secara spontan. Teori ini didukung
oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-1723M) dengan temuan mikroskopnya, ia dapat
melihat adanya makhluk yang sangat kecil ukurannya yang diamil dari air hujan
dan air rendaman jerami. Berdasarkan penelitiannya tersebut, Leuwenhoek
berpendapat bahwa makhluk yang sangat kecil itu berasal dari air.
· Teori Biogenesis, teori ini
muncul untuk menyanggah teori diatas, yang dibuktikan secara terpisah oleh
Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan di dalam stoples
(tabung kaca) dan Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang
dimasukkan dalam botol atau tabung reaksi. Percobaan dari
Spallanzani adalah sebagai berikut: 3 model, yang tabung I tertutup rapat, II
tertutup tapi tidak terlalu rapat, dan III terbuka. Hasilnya ternyata tabung I
tidak terdapat makhluk kecil, II ada tetapi sedikit, III banyak makhluk kecil,
dari percobaan tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari
benda mati, tetapi berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya.
Tetapi karena hasil percobaan itu dianggap tidak memungkinkan adanya gaya
hidup, maka kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur, dengan memakai air kaldu
yang dimasukkan kedalam bejana berbentuk labu yang ditutup dengan diberi pipa
berbentuk seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak terdapat makhluk kecil.
Sehingga disimpulkan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang
sebelumnya, atau omne vivum ex ovo, omne ex vivo.
· Harold urey, Teori ini mengatakan bahwa sebelum ada kehidupan di bumi, penuh dengan
senyawa-senyawa kimia diantaranya adalah metana (CH4), amonia NH3, gas
hidrogen H2 danuap air (H2O), keempat senyawa kimia setelah terkena
aliran listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar kosmis akan terjadi
reaksi-reaksi kimia membentuk zat hidup yang memungkinkan terjadinya makhluk
hidup yang mula-mula. Teori ini diuji coba di laboratorium oleh mahasiswa
Urey yang bernama Stanley miller, dalam percobaannya Miller berhasil membuktikan
bahwa apabila bunga api listrik yang berasal dari sumber listrik bertegangan
tinggi diberikan ke dalam saluran yang di dalamnya mengalir campuran metana
(CH4), amonia (NH3), gas hidrogen (H2) dan uap air (H2O) hasilnya adalah
sejenis asam amino. Asam amino itu sendiri adalah komponen dasar protein yang
merupakan zat penting untuk membentuk protoplasma yang merupakan substansi
dasar kehidupan.
· Teori Cosmozoa, Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain
alam semesta ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu
ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat
dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke bumi.
· Teori Allen, Mengatakan bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar matahari diserap
oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi.
Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan
air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma
benda hidup.
1. Reproduksi sel
Sel
merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat
memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut
pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organisme bersel satu (uniseluler ),
seperti bakteri dan protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara
untuk berkembang biak. Protozoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi
dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan
seterusnya.
Pada
makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan
bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses
pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel
kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan antar
individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah
membentuk sel-sel kelamin.
Seorang
laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel
telur atau ovum di dalam ovarium. Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan
menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara
tidak langsung (mitosis dan meiosis).
a. Pembelahan sel secara langsung
(amitosis)
Proses pembelahan secara
langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan biner. Pembelahan
biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui
fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan biner banyak
dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan
mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi
pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama
satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu
seterus-nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua,
kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel
anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada organisme prokariotik atau
eukariotik tertentu.
Pembelahan biner pada
organisme prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah
yang disebut nukleoid.
DNA pada bakteri relatif
lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. DNA pada bakteri
berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu dikemas menjadi
kromosom sebelum pembelahan.
b. Pembelahan sel secara tidak langsung
(Mitosis)
Pembelahan sel secara tidak
langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu. Setiap
tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda.
Pada manusia, sperma yang
haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur yang juga haploid dihasilkan
di dalam ovarium.
Secara mitosis terdiri dari :
· Interfase
· Profase
· Metafase
· Telofase
2. Reproduksi tumbuhan
Sebelum
menjadi individu baru, pada tumbuhan tentunya diperlukan bahan baku atau cikal
bakal pembentuk individu baru tersebut. Pada proses perkembangbiakan generatif
(seksual) tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang disebut gamet.
Gamet jantan dan betina diperlukan untuk membentuk zigot, embrio, kemudian
individu baru. Proses pembentukan gamet, baik jantan maupun betina yang disebut
gametogenesis (genesis=pembentukan). Gametogenesis melibatkan pembelahan
meiosis dan terjadi pada organ reproduktif. Pada tumbuhan terjadi pada putik
dan benang sari. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet jantan
(sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur).
3. Gametogenesis pada tumbuhan
Sebelum
menjadi gamet, hasil akhir meiosis pada gametogenesis mengalami perkembangan
terlebih dahulu melalui proses yang dise-but maturasi. Proses gametogenesis
pada tumbuhan berbunga (Angiospermae) saja. Pada tumbuhan berbunga,
gametogenesis diperlukan dalam pem-bentukan gamet jantan dan pembentukan gamet
betina. Pembentukan gamet jantan disebut mikrosporogenesis, sedangkan
pembentukan gamet betina disebut megasporogenesis.
4. Resproduksi hewan
Gametogenesis
memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangbiakan hewan.
Gametogenesis pada hewan dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan
oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan
(sperma).Sementara oogenesis adalah proses pembentuk an gamet betina (ovum atau
sel telur).
5. Spermatogenesis
Sperma
berbentuk kecil, lonjong, berfl agela, dan secara keselu-ruhan bentuknya
menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan sebagai alat gerak
di dalam medium cair. Sperma dihasilkan pada testis. Pada mamalia, testis
terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada
manusia berjumlah sepasang.
Di dalam testis terdapat
saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus . Pada dinding sebelah
dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut
terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut
spermatogonium. Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium mengalami
pembelahan mitosis menjadi spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya,
sel spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder
yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel spermatosit sekunder mengalami
meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan bersifat
haploid. Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya se-makin
banyak berkurang dan tumbuh menjadi sel spermatozoa yang berfl agela dan dapat
bergerak aktif. Berarti, satu spermatosit primer menghasilkan dua spermatosit
sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak = spermatozoon ) yang
masing-masing bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
6. Oogenesis
Oogenesis
merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina yang disebut
sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel
induk telur yang disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum
membelah secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada spermatogenesis yang
menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang sama besar. Meiosis I pada oosit
primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel
besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder , sedangkan sel
yang kecil disebut badan kutub primer ( polar body ).
Oosit sekunder dan badan
kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder menghasilkan
dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan berkembang
menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub.Sementara itu, badan
kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi,
hasil akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga
badan kutub yang me ngalami degenerasi (mati).
Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke
bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami
perubahan kode genetik (mutasi). Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan
lingkungan akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang.
Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan
adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya
dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beraptasi akan
punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural selection).
Pernyataan Darwin mendukung bahwa
manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses
evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun
yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia
moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini,
ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut:
1. Australophithecines
2. Homo
habilis
3. Homo
erectus
4. Homo
sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang
manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang
berarti "kera dari selatan".Australophitecus, yang tidak
lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk.
Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih
kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai
"Australopithecus > Homo Habilis > Homo
erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak
langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis
selanjutnya.
Menurut suatu teori, organisme
sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi kehidupan adalah
suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses
yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun.
Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa
organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi
molekul-molekul yang ada.
Bagaimana mekanisme dasar sehingga
organisme bersel tunggal itu tersebut menjadi makhluk hidup bersel
banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu dunia kehidupan di
Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem
organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula.
Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu
akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I:
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi
itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Contohnya: Energi listrik berubah menjadi energi mekanik,
energi mekanis berubah menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II:
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem
tersebut cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur.
Berkaitan dengan hukum I dan II
tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh
organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu
saja maka organisme akan cendrung kea rah kerusakan yang paling parah.
Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari
perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya
kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses
evolusi.
Perkembangan lain, yaitu adanya
suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan membentuk kalori. Dengan alas
an yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah pembentukan
organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme
bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini
berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya.
Evolusi berarti perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga
proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar
evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan
suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika
organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.
Ciri-ciri manusia yang mirip
dengan mammalia adalah:
· Mempunyai rambut
· Mempunyai kelenjar keringat
· Menyusui
anaknya
Manusia
termasuk pada ordo primata dapat kita pelajari hubungan kekerabatannya dengan
mengadakan perbandingan antara manusia dengan primata (kera).
Persamaan manusia dengan kera:
· Mata menghadap ke depan
· Ibujari tungkai depan dapat
digerakkan ke segala arah
· Letak kelenjar mammae di dada
· Bentuk rahim bertipe simpleks
(satu ruangan)
Perbedaan antara manusia dan
kera:
· Kera termasuk familia
Pongidae, sedangkan manusia termasuk familia Hominidae
· Volume otak manusia (1450 cm3)
lebih besar dari otak kera ( shimpanse yang paling cerdas vol. Otaknya 550 cm3)
dan masih memungkinkan untuk berkembang
· Anggota tubuh belakang pada
manusia untuk berjalan, sedenga pada kera untuk memegang.
· Tungkai belakang manusia lebih
panjang dari tungkai depan, sedang pada kera tungkai depan lebih panjang atau
sama dengan tungkai belakang
· Susunan haemoglobin berbeda
Sejarah penemuan fosil manusia:
Manusia kera dari Afrika
selatan, fosil yg ditemukan:
· Australopithecus
africanus. Ditemukan oleh Raymond Dart (1924) di desa Taung,
Bachunaland. Bagian tubuh yang ditemukan adalah tengkorak
· Paranthopus robustus
· Paranthropus tranvaalensis
Keduanya merupakan varian
dari Australopithecus africanus sehingga biasanya disebut
dengan Australopithecines. Fosil ini ditemukan di Amerika
Selatan , disebut juga manusia kera. Diduga tingginya sekitar 1,50 m, dengan
volume otak kira-kira 600mm3, dan hidup di daerah terbuka.
Manusia Purba, fosil yg
ditemukan:
· Meganthropus
paleojavanicus, disebut manusia raksasa jawa yang ditemukan oleh Von
Koeningswald (1939-1941) di Sangiran.
· Pithecanthropus
erectus, di temukan oleh Eugene dubois(1891) di daerah trinil, jawa
tengah. Diduga hidupa 500.000-300.000 tahun yang lalu, yaitu pada jaman
Pleistosin , bagian yang diketemukan antaralain rahang, beberapa gigi, dan
sebagian tulang tengkorak, sehingga diduga volume otaknya 770-1000cm3
· Sinanthropus
pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black dan Franz
Weidenreich di gua naga dekat Peking, China.Volume otaknya sekitar
900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur tubuh yang sama dan hidup pada jaman yang
sama, makaSinanthropus pekinensis dianggap varian
dari Pithecanthropus erectus. Selain itu Sinanthropus
pekinensis diduga sudah dapat menggunakan api. Dari penemuan tengkoraknya
kebanyakan terbelah dari bawah sehingga diduga kanibal.
· Manusia Heidelberg, ditemukan
di Jeman
· Manusia kera dan manusia purba
dimasukkan dalam satu spesies yaitu Homo erectus.
Manusia
Modern, adalah manusia yang hampir menyerupai manusia sekarang, hidup antara
150.000-15.000 tahun yang lalu.Volume otaknya kira-kira 1450 cm3 sama
dengan manusia sekarang dan merupakan satu spesies dengan manusia sekarang
yaitu Homo sapiens. Fosil yang di temukan al:
· Manusia Neandertal,
ditemukan di lembah Neander
· Manusia Cro-Magnon,
ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne, Lascaux, Perancis.
· Manusia Swanscombe,
ditemukan di Inggris
· Manusia Steinheim , ditemukan
di Jerman
· Manusia Gunung
Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di Palestina
· Manusia Shanidar,
ditemukandi Irak
F. Keanekaragaman Makhluk Hidup
1.
Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup
Menurut ahli, keanekaragaman
makhluk hidup terbentuk dari proses evolusi. Saat Bumi terbentuk terjadi proses
evolusi kimiawi. Proses kimiawi mengubah molekul-molekul organik yang lebih
besar, yang kemudian memunculkan sel pertama. Setelah waktu yang cukup lama
dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme
multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi ini terus berlanjut
seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai
hasil proses evolusi, bermunculanlah beraneka ragam makhluk hidup.
2.
Klasifikasi Makhluk Hidup
Langkah pertama yang dilakukan
untuk menngetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri
lain dari makhluk hidup adalah identifikasi. Identifikasi yaitu menentukan nama
ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tatanama Internasional.
Identifikasi merupakan langkah utama klasifikasi. Dengan klasifikasi
keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih
mudah atau utuh.
Klasifikasi makhluk hidup dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu system buatan (artifisial), sistem alamiah,
dan sistem filogenetik. Sistem buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang
lebih banyak didasarkan pada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi
penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas, sehingga kelompok-kelompok yang
dihasilkan juga terbatas.
G. Geografi
a. Faktor Lingkungan
Dua
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik merupakan factor fisik
yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik
meliputi:
· Iklim
Iklim berpengaruh besar
terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
· Suhu
Kodisi suhu udara sangat
berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu
memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi
kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan
tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor
pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan
sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah
berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang
sedang, dan sebagainya.
· Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh
langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di
daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat
basah.
· Angin
Angin sangat membantu dalam
proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses
regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang
penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.
· Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan
air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara.
Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter
yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis
vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan
vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan
makanan bagi hewan.
b. Faktor Sejarah Geologi
Saat dunia masih bersatu dalam
bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada
dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu
benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam
daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut
masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah
tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai
dengan keadaan lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan
fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies.
c. Faktor
Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut
juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi)
seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan
penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi,
padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu
spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan
Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin
menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung
finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan
lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya.
Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
d. Persebaran Tumbuhan
dan Hewan
Garis lintang bumi (lattude)
menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis,
dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan
memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi
dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak
gunung yang paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim
yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi
didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.
Pada persebaran hewan lebih
ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi, daerah
persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan
fauna, yaitu: 1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah
utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic)
yaitu Amerika Utara, 3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan
bagian tengah, 4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5)
Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan 6) Australia (australian)
meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
Comments
Post a Comment