Skip to main content

Pemimpin Aceh Hari Ini Adalah Penentu Aceh di Masa Depan

Tahun 2017 kita akan memilih calon pemimpin baru untuk Aceh. Siapakah yang layak untuk memimpin daerah ini? . Saya tidak begitu tertarik untuk membicarakan tentang nama orang yang layak kita pilih. Bagi saya yang paling penting adalah proses. Proses menjadi pemimpin yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula. Konteks proses ini mengatakan bahwa hanya pemimpin-pemimpin yang berkarakterlah yang mampu membawa Aceh ke arah lebih baik. Pemimpin haruslah sosok yang bersifat amanah, memiliki karakter yang kuat, berpangdang jauh ke depan, dan spritualitas. Dalam situasi seperti ini, Aceh tidak dapat di pimpin oleh orang-orang yang lembek, tidak memiliki pandangan ke depan, kecuali mengejar dan menikmati kekuasaan, baik terang-terangan maupun terselubung, baik dalam bentuk pikiran, ucapan, maupun tindakan.

Siapa dia yang bisa pemipin untuk menentukan aceh masa depan? Bagi saya siapa pun berhak mencalonkan dirinya menjadi pemimpin untuk Aceh asal memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah ditetapkan. Yang saya maksudkan di sini adalah bagaimana kita harus mengikuti proses politik ini dengan kesadaran yang kritis sebagai warga Aceh dan memilih orang yang tepat karena pilihan kita saat ini menentukan seperti apa Aceh di masa depan. 

Kita memerlukan pemimpin yang memiliki ketegasan, kepercayaan diri, dan visi kedepan yang jelas. Hanya pemimpin yang visioner  dan memiliki kepercayaan diri tinggi yang sanggup menahkodai sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah.. Pemimpin yang kita butuhkan adalah pemimpin yang memiliki kepercayaan penuh bahwa Aceh hanya bisa makmur  apabila memengang teguh jati dirinya tanpa tergoyah oleh bangsa apapun.

Orang yang kita pilih menjadi pemimpin kita haruslah orang yang sanggup menjamin tata tertib sosial-politik. Tidak boleh ada satu kelompok yang merasa tidak aman dan teracam dalam daerahnya sendiri. Tentu saja harus disadari bahwa “keadilan sosial” bukanlah dalam hal ekonomi belaka. Keadilan sosial juga meliputi politik, sosial, budaya, dan berbagai aspek kehidupan lain. Oleh karena itu, masa depan Aceh tidak bisa didekati dari kaidah-kaidah ekonomi saja, tetapi juga harus mempertimbangkan kaidah-kaidah kebudayaan, hukum, sosiolagi, agama dan sebagainya.

Kita membutuhkan pemimpin di masa depan. Itu berarti kita membutuhkan para pemuda. Sejarah sudah mengatakan kepada kita bahwa pemudalah yang dapat memajukan daerahnya. Karena usianya, mereka memiliki mimpi jauh ke masa depan, sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang-orang tua. Mereka memiliki zamannya sendiri dengan tantangannya sendiri. Sebegitu pentingnya posisi para pemuda dalam membangun Aceh ini.

Berbicara tentang pemimpin masa depan, berarti kita juga membahas tentang potensi para pemuda. Kitalah yang menepati bagian yang paling penting dalam membangun Aceh yang saat ini dianungrahi pemuda-pemuda yang kreatif. Kewajiban para pemuda adalah dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan semangat. Namun, bukan berarti generasi tua tidak memiliki dampak tapi orang-orang tua adalah yang sudah mengarungi hidup lebih lama memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kearifan yang bisa dibagi dengan para generasi muda.

Dalam setiap bagian dari perjalan sejarah kita beruntung karena memiliki para pemimpin, baik pemimpin muda maupun tua, yang berani mengambil keputusan. Kita adalah daerah yang berani hidup, menembus tantangan demi tantangan. Keputusan bukan atas dasar kepentingan individu, melainkan kepentingan bersama.

Pemimpin di masa depan ditentukan oleh bagaimana profil pemuda kita saat ini. Bagaimana kita memberdayakan para pemuda untuk menjadi para pemimpin yang tangguh dan visoner, yang mampu membawa kapal daerah ini dengan selamat dan melabuhkannya di pantai kebahagiaan, menjadi daerah yang kreatif dan produktif, bukan daerah yang terombang-ambing dalam arus global dan hanya menjadi pasar dari barang-barang dunia tanpa memiliki kekuatan mencipta sama sekali. Sebagia kalangan muda kita seharusnya tidak boleh kehilangan arah, jati diri, dan identitas. Kita harus menjadi pemuda yang cerdas, kreatif, dan bangga terhadap daerahnya.
Dalam membangun pemimpin masa depan, faktor utama adalah membangun karakter. Budi luhur adalah ini dari kepemimpinan. Faktor kedua adalah pengetahuan dan keterampilan. Leadership tanpa pengetahuan dan keterampilan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Begitu juaga pengetahuan dan keterampilan tanpa dilandasi karakter, hanya akan membawa bencana kemanusiaan. Dari karakter dan kepribadian yang kokoh, seseorang kemudian berpikir bagaimana mengatasi masalh yang sedang dihadapinya. 

Berbicara tentang karakter, kita harus menyadari bahwa saat ini kita sedang dilanda krisis identitas. Sebagai bangsa, kila lupa jati diri kita. Kita sedang kehilangan sebagian semangata gotong-royong, bermusyawarah, dan semangat saling asah, asih, dan asuh. Di ruang politik, rakyat sudah banyak yang tersihir oleh janji-janji dan tebaran uang sogokan sehingga tak lagi mengharagai dan melupakan aspirasi sendiri. Situasi ini semakin disempurnakan dengan media yang setiap saat mepertontonkan tanyangan yang kerdil secara moral, tanyangan yang tidak mendidik  dan apa pun yang hanya mendorong bangsa ini untuk menjadi bangsa konsumeris, dan hedonism. Sifat konsumeris dab hedonism sudah merajalela dimana-mana akibat terpengaruh bangsa luar. Dilihat dari permasalahan tersebut daerah ini penting untuk meningkatkan kualitas sebagai masyarakat cerdas yang kritis dalam menyaring budaya dari luar.

Tingkat keterdidikan Aceh ini masih terbilang rendah jika dibandingkan daerah-daerah lain. Pembangunan kita dikendalikan oleh paradigma yang hanya memuasi keserahan segelintir orang, sementara petani dan nelayan yang meruapak jumlah terbanyak justru tidak menjadi prioritas. Teknologi yang dikembangkan tidak memiliki kaki, tidak tertancap pada kepentingan nyata penduduk terbesar Indonesia. 

Apa pun adanya, pendidikan tetaplah menjadi pintu terpenting dalam pembentukan karakter daerah. Sebab, dalam membangun karakter daerah, langkah pertama adalah menumbuhkan kesadaran. Saat di mana perhatian masyarakat sangat kurang dan ketidakpedulian menguasai kehidupan individu-individu masyarakat kita, maka pendidikan karakter menjadi sebuah keniscayaan, diamana yang pertama dan utama adalah menimbulkan kesadaran daerah Aceh.
Demi mewujudkan Aceh yang maju, kita perlu menyiapkan generasi muda yang dibekali dengan prinsip-prinsip yang jelas. Prinsip-prinsip ini harus menyeluruh karena mimpi tentang keadilan social bagi seluruh masyarakat adalah keadilan yang komprehensif, baik di bidang ekonomi, politik, social, budaya, maupun hukum. 

Pemuda yang kita degungkan sebagi agent of change, yaitu mereka yang memiliki kemampuan untuk menentukan jalannya sejarah. Dan itu adalah para pemuda yang visioner dan memiliki kemampuan untuk mewujudkannya. Keberaan mereka menetukan masa depan seperti apa yang hendak diwujudkan bangsa ini di masa depan.

Kita tidak tau apa yang terjadi dimasa depan. Tapi, kita tahu pasti tujuan kita adalah membentuk masyarakat adil dan makmur, saya tertarik dengan ungkkapan Peter Drucker “the best way to predict the future is to create it “. Jika kita tidak tahu mimpi masa depan kita sebagai daerah, maka janga heran jika kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan saat ini.

---
Nora

Comments