In the name of Allah, the most Gracious, the most
Merciful
Hi guys, it's time for me to share my experience during the event of Boardgame for Peace (BGFP) 2017. I do hope this brief review would be useful to gain the knowledge.
Apa
sih Asia BGFP 2017?
Boardgame for peace 2017 adalah program
kerjasama Peace Generation, PPIM dan UNDP. Program ini dilakukan dengan
cara mengumpulkan pemuda untuk dapat lebih peka terhadap isu-isu perdamaian
serta bersama-sama menyebarkan nilai-nilai perdamaian kepada lingkungan
sekitar. Dengan pengalaman serta kemampuan, peserta dituntut untuk bisa menjadi
agen of peace bagi tempat tinggal serta membagikan pengalamannya.
Dalam
event ini dipilih 60 peserta di setaip 5 kota Indonesia (Padang, Bandung,
Surabaya, Makassar dan Solo). Seperti biasa untuk tahap sebelumnya, seleksi ini
dimulai dengan tahap mengisi gform. Setelah melaui seleksi tersebut, beberapa
peserta yang telah lulus di tahap awal berhak mengikuti tahap selanjutnya yaitu
wawancara. Setelah wawancara, terpilihlah 60 peserta yang beruntung untuk
mengikuti event yang sangat WORTH it.
Tanggal 5
desember 2017 dapat email dari panitia. Surprisingly, Alhamdulilah
akhirnya lolos! :’)
Mungkin
banyak yang bertanya “Nora emang ikut dari Aceh atau gimana? Emang bisa ikut?
Bukannya yang di buka hanya untuk 5 kota saja? Kalau memang bener bisa ikut,
terus flight dari Aceh-Surabaya di tanggung juga?”
Nah jadi begini temen-temen, kebetulan saya sedang ikut Student Exchange di Universitas Airlangga. Jadi untuk mengisi waktu kosong saya nyoba apply program ini dengan menjelaskan “status” saya di essaynya (mungkin menjadi pertimbangan juga bagi panita).
Nah jadi begini temen-temen, kebetulan saya sedang ikut Student Exchange di Universitas Airlangga. Jadi untuk mengisi waktu kosong saya nyoba apply program ini dengan menjelaskan “status” saya di essaynya (mungkin menjadi pertimbangan juga bagi panita).
Karena
semua participant yang terpilih kebanyakan dari jawa timur muncul lah rasa
minder dalam diri. Pastinya saya sudah tahu kemampuan mereka (anak2 jawa). Saya
tahu betul kemampuan mereka, pastilah yang terpilih ini putra dan putri daerah,
aktivis campus, dan masih banyak prestasi mereka dibandingkan saya gadis yang
berasal dari daerah paling barat Indonesia. But,
I need to release all fears to convince my self that I deserve to get this. I
confidence with all those things. Just make a friend of situation you get.
Event ini
dilaksanakan pada tanggal 9 – 10 Desember 2017 di Hotel
Maxone, Surabaya. Awalnya mikir, loh kok ini kaya ikut forum2
ya? Padahal pas pertama kali daftar dan dapat informasi katanya Beasiswa. Terus
positif thinking “oh mungkin ini tranning dulu, setelah itu mungkin di kasih
beasiswanya (uang) wkwwkwk. Anw, semuanya ditanggung mulai dari akomodasi,
makan, penginapan, merchandise dan pastinya “beasiswa” (wkwkw yang ditunggu2).
Day 1
Di hari
pertama peserta diajak berkenalan, diberi arahan tentang event yang akan kita
jalankan selama 2 hari dan di kasih kaka mentor yang super kocak, humble dan
inspiring (kak desy namanya wkwkwk, beruntung banget di mentorin
sama beliau). Disinlah kekeluargaan dan kebahagian dimulai (Peace Familiy).
Atmosfir yang di tularkan panitia kepada peserta membuat kami lupa terhadap
“beasiswa” yang akan kami dapatkan (ini jujur ya).
Agenda
berikutnya tentang Talk the Peace, sesi ini merupakan favorit saya dengan
menghadirkan kombatan dan korban dari Pem-bom-an hotel JW Marriot Jakarta
dengan inspirasi luar biasa dari para speaker yang memiliki hati tulus dalam
memaafkan para (mantan) teroris yang melukai raga mereka. Setelah itu juga
di lanjutkan dengan nonton bareng (peace movie) yang mana salah satu mantan
terorisnya dari Aceh. Di dua sesi tersebut bikin merinding banget, I feel it,
ternyata mereka ada di sekitar kita. Tapi jangan khawatir temen-temen karena
kita bakal di kasih tau solusi cara ngadepin mereka dan mengajak mereka ke
jalan yang lurus lagi di sesi Studi Kasus, Galeri Walk, dan Feel evaluation.
Day 2
Saatnya
belajarnya boardgame baru so happy I am.
Nah di sesi ini lah puncaknya kegiatannya, para participant diajarkan cara main
boardgame galaxy obscurio. Ini bukan sembarang boardgame karena di dalam
permainannya terdapat nilai—nilai perdamaian yang bisa kita pelajari. Kepo kan
gimana serunya boardgame ini kan? Yuk main bareng aku hehe.
Setelah
kita mengerti cara mainnya, kita turun ke lapangan bertemu langsung dengan
masyarakat dan yang pastinya ngajak mereka main bareng kita.
Seluruh
sesi (yang saya ceritakan di atas hanya sebagian) tersebut telah
menyadarkan para participant tentang tanggung jawab besar dalam menyebarkan
virus-virus perdamaian. Di Indonesia, kita hidup dalam keragaman.
Indonesia punya beberapa aspek keragaman budaya seperti ras, bahasa,
tradisi, agama dan kepercayaan, serta seni. Kesatuan dalam keragaman berasal
dari "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti kita berbeda, tapi
kita masih satu. Hal itu bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
jika setiap orang mau menekan ego mereka dan menjadi lebih respect dan saling
menghargai.
Keterlibatan
pemuda masa kini adalah investasi ke depan sebagai pengerak. Jadi, perlu untuk
memperkuat kapasitasnya dan meningkatkan kesadaran dalam mempromosikan
perdamaian di dunia. Event Boardgame for Peace berusaha mencapai tujuan sebagai
berikut:
- Untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian dan menghargai keberagaman.
- Membekali kaum muda dengan konsep-konsep Feel-Imagine-Do-Share dalam menyebarkan perdamaian
- Mendorong kaum muda untuk mengambil peran aktif sebagai agen perdamaian di lingkungan sekitar dengan aksi aksi yang inovatif
- Menanamkan sikap positif dalam menghadapi konflik, serta memahami perannya untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian dengan konsep Boardgame.
With my team (my peace family)
So, wherever we have been in differents part of
the world we found that our is different, the way we eat, the way we pray is
different. We have to understand that behind every ethnic, cultures, and
religions there is red blood only, that behind Acehnese, Javanese, Indonesian,
Malaysian, or American does not matter. We are all one.
What we need to deal with cultural or religious
differences is by having the feeling of mutual respect, mutual
understanding, mutual tolerance, friendship and intention to maintain good
relations in daily life. Without all of this aspect it will be impossible to be
united in diversity.
Let learn and collaborate on ways to unite to
create a strong network with other young people from all aspects of life so we
can consequeltly reach mutual understanding and boots regional cooperation.
------
Baru saja
saya menuliskan pengalaman setahun lalu mengenai program Boardgames for Peace sambil
nonton ASIAN GAMES, tiba-tiba saya mengingat jurnal yang harus dikumpul besok.
Sehingga sepertinya saya harus memotong sampai sini dulu. InsyaAllah akan
dilanjutkan pengalaman kecil lainnya. Selamat mencoba dan semoga mendapat kabar
gembira. Saya pamit dulu, semangat!
Salam,
Nora
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete