Here some memories remains. Pada tulisan kali ini, saya akan menceritakan salah satu highlight di tahun 2017. Iya, sesuai
dengan tema di atas. Jadi tuh, saya sempet nulis di dream booknya saya untuk menjadi Tourism Ambassador of Banda Aceh 2016. Namun pada desember 2015 saya
udah niat banget untuk daftar kompetisi tersebut tapi akhirnya saya mengurungkan
niat untuk mendaftar di karenakan jadwal tes tulis nya beradu dengan kegiatan
nasional yang akan saya ikuti di luar Banda Aceh. Di situlah saya berbisik dengan
diri sendiri ‘mungkin ini bukan yang terbaik untuk kamu Nor, percayalah dengan
rencana Tuhan jauh lebih baik.’
Sepanjang tahun 2016 saya sempat mengubur mimpi untuk menjadi seorang
duta wisata. Tapi pada awal bulan desember 2016 saya sempet mikir lagi untuk
mencoba lagi mengikuti kompetisi ini. Dimana saya punya beberapa bulan lagi
untuk menyiapkan bekal untuk proses penyeleksiannya untuk tahun 2017. Lagi lagi
itu hanya wacana. Saya hanya menunda dan menunda hahhaha. Dan tibalah pembukaan
pendaftaran untuk pemilihan duta wisata 2017. Saya mulai bimbang, ikut ga ya?
Tapi saya gaada persiapan apa apa. Apa yang bisa saya tunjukan, saya ga punya
bakat apa apa2, singkat cerita tibalah hari terakhir pendaftaran. Saya mengajak
farah (myBFF) untuk mengikuti kompetisi ini dengan niat “untuk mengukur
kemampuan kita masing2 di antara anak muda di Banda Aceh” hanya itu tidak lebih.
Ohya, selain itu yang membuat saya tergerak untuk mengikuti kembali anjang ini
di tahun 2017 adalah saya ingin belajar tentang budaya, adat istiadat, dan
wisata Banda Aceh. Karena saya tipe orang yang kalau belajar ya harus di paksa
dulu, makanya saya memilih mengikuti ajang ini untuk proses saya belajar.
Karena saya memiliki hobi travelling, so
pasti ketika saya keluar dari daerah Banda Aceh secara tidak langsung saya
menjadi ‘duta’nya Banda Aceh. Untuk menjadi dutanya Banda Aceh saya harus
memiliki ilmu, pengetahuan, dan keterampilan tentang Banda Aceh supaya ketika ada orang yang menanyakan
tentang Banda Aceh saya dapat menjelaskan dengan tepat sehingga orang tertarik
untuk datang ke Banda Aceh. Mugkin dengan mengikuti ajang ini saya dapat
belajar lebih banyak tentang Banda Aceh.
Proses penyeleksian dimulai dari seleksi berkas. Ya ini tipsnya kalau
berkas yang diminta sudah kita lampirkan semua In Sha Allah akan lulus ke tahap
berikutnya. Selanjutnya seleksi tulis, again
and again I’m not prepare anything. Saya cuma belajar dari internet tentang
Banda Aceh beberapa menit sebelum ujiannnya di mulai dan hanya mendengarkan
informasi dari peserta lainnya. Pada saat ujian tulis saya hanya bisa menjawab
60% secara benar lainnya hanya ‘hitung kancing baju’ hmm. Pada hari yang sama
juga lanjut ke tahap wawancara. You know
what ? I dunno anything L. Pada tahap wawancara ini di bagi ke dalam beberapa pos, yaitu agama, kepribadian, pengetahuan umum, bahasa inggris, dan pariwisata.
Di pos agama yang di uji tentang bacaan qur’an, tajwid, dan doa sehari
hari. Bagi saya ini merupakan pos teraman hehe. Selanjutnya di pos
kepribadiannya, para juri hanya ingin melihat kepribadian kita, di pos ini tidak
ada yang salah dan bener. Eh tapi tunggu deh, ternyata ada yang salah juga.
Salah nya itu ketika kita tidak menjadi diri sendiri, kita terus menutupi
kekurangan kita. Ini kesalahannya sangat fatal. Ketika kita tidak percaya dengan
diri sendiri, bagaimana orang lain akan percaya sama kita?. Di pos ini
kelihatannya mudah, tapi memiliki dampak yang jauh ke depannya. So, hati hati. Please be YOURSELF!
Untuk pengetahuan umum ya seperti biasa lah, hal yang di tanyakan
mengenai , kebangsaan, dan ada beberapa mengenai sejarah Banda Aceh dsb. Untuk
bahasa inggrisnya juga sama kaya introduce
yourself, trus ada readingnya juga,
sama beberapa pertanyaan mengenai motivasi kita ikut duta wisata. Dan terakhir
itu pos pariwisata, nah ini menurut saya‘ujian’ banget deh. Because I’ve zero knowledge about it
(Karena ga belajar kali ye) wkwk. Di sini memang bener-bener di tanya tentang
pengetahuan pariwisata mulai dri internasional sampe ke daerah. Kalau saya
ngejelasin di sini bakal panjang deh wkwk. Silahkan googling temen2.
Baiqlah, beberapa hari kemudian tibalah pengumumam 15 besar pasangan untuk lanjut ke tahap karantina. Di
situ saya bener2 pesimis, ga berharap apapun, karna saya ngerasa ‘ya ga layak
aja’. Eh gataunya nama saya masuk ke 15 besar itu. Kaget banget. Rasa syukur tiada hentinya saya ucapkan. Trus saya
ngomong sama diri sendiri ‘Nor, bersyukurlah karena kamu masih di kasih space sama Allah untuk belajar jadi
gunakan kesempatan ini sebaik-sebaiknya’.
Long short story. Masa karantina, nah di situ tuh saya seneeeeeeeeng banget karena saya
punya wadah untuk belajar banyak hal mulai dari make up, catwalk, tourism, culture,
and many moreee. Di sini tuh temennya asik2 bangett apalagi temen sekamar memang gaada jaimnya, kita tetap
bangga dengan diri sendiri. Jadi, kegiatan kita pada saat karantina itu memangpadettt
banget mulai dari sholat subuh, trus latihan koreo trus sarapan , workshop, FGD, visit school untuk berbagi
pengetahuan pariwisata ke adik2 SMA, sharing
sama alumni, beauty class, dan banyak
lainnya. Bener2 berharga dah pokoknya.
Di hari akhir karantina , kita ada wawancara lagi untuk menguji ilmu
yang telah kita pelajari semasa karantina. Nah, tapi posnya ada sedikit berbeda
dengan yang di awal. Di sini terdiri dari pos personality, pariwisata, seni dan sejarah, dan bahasa inggris. Pertanyaan nya ga jauh
berbeda dari yang awal namun di sni tingkatannya sedikit lebih tinggi. Alhamdulillah
proses wawancara sayaberlancar. Namun lagi lagi, saya tidak mengharap apapun.
Saya ga pernah berharap untuk masuk 5 besar, karena saya ga yakin. Saya melihat
temen-temen lainnya lebih berkompeten di bandingkan saya. Bahkan saat panitia
memberikan beberapa pertanyaan tahun lalu (semacam kisi2 lah) untuk 5 besar saya
tidak menghiraukannya. Bahkan saya permisi ke kamar mandi agar menghindar dari
pertanyaan tersebut. Begitu pula saat temen2 lainnya berkumpul membahas soal yg
kira kira akan keluar saya hanya diam dan tidak menghiraukannya. Karena saya
sangat tidak yakin dengan kemampuan saya.
Pada saat malam penobatan, saya telah menghubungi keluarga saya untuk
tidak hadir pada acara tersebut. Karena saya yakin saya tidak akan menang, jadi
sangat sia sia jika mereka hadir. Tibalah pada pengumuman 5 besar. Ternyata
nama yang di sebut terakhir adalah nama
saya. Tiba–tiba saya panik, sial tadi saya ga belajar apa apa, pertanyaan apa
ni yang bakal di tanyakan. Saya benar2 speechless.
Pada saat saya mengambil pertanyaan di box
pertanyaan, Alhamdulillah saya mendapat pertanyaan dari juri psikologi. Luar
biasa senengnya. Akirnya saya dapat menjawab pertanyaan dengan lancar (kembali
ke tips di atas ga perlu bohong di pertanyaan seperti ini, cukup jawab yang
sesuai dengan kepribadian kamu).
In the end, pengumuman juara. Seluruh Para
finalis naik ke atas panggung begitu pula dengan 5 besar, di situ saya udah
yakin kalau saya dapat juara 5 alias Wakil 4. Pada saat MC membacakan hasil
keputusan juri yang di mulai dari wakil 4 ternyata bukan nama saya, oh mungkin
setelah itu nama saya berarti saya jadi wakil 3 nih ternyata bukan juga. Saya
bener2 ga nyangka, ini bener kan? Mereka ga salah baca kan? Trus berarti saya
wakil 2 ni, eh ternyata bukan nama saya juga. Dan pengumuman akhirnya saya dinobatkan
menjadi wakil 1 aliasnnya juara 2. Saya bener2 ga nyangka akan mendapatkan
hasil yang seperti ini. Terima kasih Allah atas jawaban dari usaha dan niat
saya. Alhamdulillah.
(with my partner, Yasir)
Meskipun saya awalnya tidak memiliki persiapan. Namun, saya punya niat
baik. Sudah 22 tahun saya tinggal di Banda Aceh. Tanah, air, udara, makanan,
dan fasilitas setiap hari saya rasakan manfaatnya. Masak iya saya engga tau apa
apa dan engga berkontribusi? Ya mungkin ini jalan saya untuk menjadi duta
wisata. Proses ini juga memaksa saya untuk lebih mengenal lingkungan saya
sendiri. Saya bersyukur, dari proses ini, saya belajar banyak hal. Saya belajar
bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Kalian di luar sana, regardless topik
saya yang menjadi duta wisata, apapun target yang memang kalian tuliskan,
kalau benar-benar percaya dan mau mengusahakannya sungguh-sungguh, pasti ada
jalannya. Kalau memang belum, mungkin doanya harus di tambah. Cuma satu hal
yang biasa menggagalkan kita, yaitu ketakutkan untuk gagal. Coba dulu, kalau
gagal coba lagi. Kalau tetap gagal, coba yang lain. Tidak ada sukses yang datang
tiba-tiba juga. Semuanya butuh usaha dan doa.
Yuk semangat terus dalam mengusahakan mimpi-mimpinya. Jangan mau kalah
sama tantangan. Jangan patah semangat sebelum berjuang. Hal-hal baik layak
diperjuangkan. Be all in or get all out,
there is no halfway. Semangat!
(Kita selalu happy anaknya wkwk)
Ohya, satu pesan terakhir jangan
pernah punya niat untuk mengalahkan orang lain, cukup mengalahkan diri sendiri
apalagi sampai menjatuhkan orang lain. Ini memang ajang sebuah kompetisi. Tapi
ini merupakan kompetisi dengan diri sendiri, milikilah niat yang bersih supaya
hasilnnya juga bersih.
----
X,
Nora
loveeeeeeeeeeeeee
ReplyDeleteklimaks nya dapat sekali deenor